Cari Blog Ini

Sampaikanlah kebenaran

Saudara dan saudariku yang dikasihi Allah
Semua pun kita ketahui bahwa banyak kritikan tentang berdakwah dalam FB Baik keritikan dari Yahudi mahupun dari yang menamakan dirinya Islam ini yang sangat menyedihkan sekali sampai sanggup mengemukakan berbagai fatwa-fatwa tanpa dia menyadari bahwa fatwa yang di kemukakan itu amat bahaya, dan membantu kaum Yahudi menghalangi Islam untuk berdakwah,untuk saling ingat mengingatkan yakni mengajak manusia kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Saudara dan saudariku kalau menemui penghalang seperti ini jangan hiraukan mereka, sebab berapa banyak ayat-ayat Allah dan hadits-hadits Rasulullah yang mewajibkan dan menyuruh kita untuk saling ingat mengingatkan kearah dan kejalan kebaikan dan taqwa, teruskan niat suci saudara karena Allah semata-mata jangan dengan niat lain seperti ingin dipuji, ingin di sanjung dan lain-lain yang boleh merusakkan pahala anda.

Saudara dan saudariku jangan mahu terpengaruh dengan politik licik mereka katakan kebenaran dari Allah dan jangan menyembunyikan kebenaran itu sebab itulah yang amat besar bahayanya firman Allah yang bermaksud:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan yang jelas dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati pula oleh semua yang dapat melaknati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan kebenaran terhadap mereka itu Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang"
(Qs 2, Al-Baqarah ayat 159 - 160)

Saudara dan saudariku teruskan menyampaikan kebenaran dari Allah walaupun tidak ada manusia menyukainya (LIKE) sebab Allah dan para malaikat dan semua mahluk menyukainya bahkan mendoakan siapa saja yang menyampaikan kebenaran itu.

Badiuzzaman Said Nursi Berkata:
"Kalau tiada orang yang mahu mendengar kalam bicara da'wahmu, teruskan juga menyampaikan kerana seluruh alam memahaminya. Malah seluruh alam gembira mendengar dan menyahut kalam-kalam yang mengagungkan Tuhan."

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Bersabda:
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di bumi, sampai semut dlm lubangnya dan ikan (di lautan), benar2 mendoakan kebaikan bagi orang yg menyerukan kebaikan (ilmu agama) kpd manusia”
(Hr-Tirmidzi).

Tapi ingat saudaraku sekalian hati-hati dalam memberi dakwah periksa dulu kebenarannya baru sampaikan dengan cara yang terbaik ingatlah hadits dibawah ini

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Bersabda:
“Barang siapa yang menyeru kepada petunjuk maka dia akan mendapat pahala seperti orang yang mengerjakannya, Allah tidak mengurangkan sedikit pun pahala daripadanya. Dan barang siapa yang menyeru kepada kesesatan maka dia akan berdosa seperti mana dosa orang yang melakukannya, Allah tidak akan mengurangkan sedikit pun dosa itu daripadanya.” (Hadis riwayat Muslim),

Saudara dan saudariku sekali lagi saya ingatkan periksa dulu kebenarannya, baik kebenaran dari mengambilnya mahupun kebenaran dalam menyampaikannya
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Bersabda:
"Sebaik baiknya pemberian adalah kalimat haq yang kamu dengar, kemudian kamu membawanya kepada saudaramu sesama muslim, lalu kamu mengajarkannya kepadanya."
(Riwayat Thobroni)

Dan yang paling penting sampaikan kebenaran dari Allah jangan kita membuat fatwa-fatwa yang boleh mengelirukan ummah,tapi ambillah sebagian besar dari dalil dari al-Qur'an dan Hadits-hadits shohih jangan berdakwah menggunakan akal pikiran yang bertentangan dengan ayat Allah dan sunnah RasulNya serta ijma ulama.

Allah ta’ala berfirman yang artinya:
Katakanlah (wahai Muhammad): "Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang menurutku, menyeru manusia umumnya kepada agama Allah dengan berdasarkan keterangan dan bukti yang jelas nyata."
(Qs 12,Yusuf ayat 108)

Ayat yang mulia ini mengisyaratkan bahwasanya orang yang paling sempurna dalam ittiba’ adalah yang paling sempurna dalam berdakwah(lihat ad-Durar al-Ghaliyah fi Adab ad-Da’wah wa ad-Da’iyah oleh Syaikh Abdul Hamid bin Badis rahimahullah,hal.18.
◄◄●════════◄●►════════●►►