Cari Blog Ini

Jangan membatasi Tuhan (Allah)

JANGAN MEMBATASI TUHAN (ALLAH), TINGKATKAN KESADARAN MU !

KESADARAN
"Kebahagiaan sejati bukanlah terletak pada kebebasan bertindak, tapi terletak pada munculnya kesadaran tertinggi dalam menikmati keterikatan suci bersama ayat-ayat Ilahi..."

Banyak yang melihat, tapi sedikit yang mendengar. Banyak yang mendengar, tapi sedikit yang sungguh mendengarkan. Banyak yang benar-benar mendengarkan, tapi sedikit yang belajar dengan baik. Banyak yang belajar dengan baik, tapi sedikit yang mengamalkan apa yang dipelajarinya. Banyak yang mengamalkan yang dipelajarinya, tapi sedikit yang mengamalkannya dengan ikhlas. Maka tak heran jika Rosulullah saw bersabda “Berbahagialah orang-orang yang sedikit (asing) itu ...”

Banyak orang yang beragama tapi tidak mengenal Tuhannya. Dan banyak pula orang yang bertuhan tapi tidak mau mengenal agama yang sejati. Mereka bertuhan dengan cara mereka sendiri, bukan dengan cara Tuhannya. Banyak orang yang beramal hanya lantaran menggugurkan kewajibannya, sehingga ia hidup tenang bukan lantaran paham dengan apa yang dilakukannya, tapi ia hidup tenang lantaran ia tidak banyak paham tentang alam semesta dan peraturan sejati di agamanya. Ia juga hidup tenang karena sudah menggugurkan kewajiban-kewajiban dari Tuhannya, sehingga ketenangannya hadir bukanlah disebabkan ia sudah mengenal Tuhannya secara totalitas, melainkan hanya mengenal Tuhannya sebagai Maha Pemberi Azab, yang telah menyediakan neraka untuk mereka yang ingkar.

Tahukah Anda, sesungguhnya agama itu dihadirkan agar Anda mengenal Allah. Anda hidup di dunia ini bukanlah untuk sibuk mengenal agama itu sendiri. Perhatikanlah, tidak sedikit orang yang mempelajari berbagai ilmu agama, tapi karena niatnya bukan untuk mengenal Allah, maka akhirnya semua ilmu agama yang sudah dipelajarinya itu malah menjauhkannya dari Allah SWT. Hal ini terlihat dari timbulnya kesombongan mereka, yang suka menyalahkan kelompok di luar pengajian mereka, dan merasa menjadi kelompok yang paling benar.

Sungguh, agama adalah sarana terbaik dari Allah, agar Anda segera mengenal-Nya, mengenal karunia-Nya, mengenal kebesaran-kebesaran-Nya. Dengan demikian, janganlah kita termasuk orang-orang yang beragama tapi gagal mengenal Tuhan kita. Ya Allah jauhkanlah kami dari kesibukan yang menjerumuskan kami ke jalan yang sesat, dan kami tetap saja merasa benar bersama kesibukan kami itu. Ya Allah yang Maha Pemberi hidayah, tunjukilah kami ke jalan Engkau yang lurus.

Sahabat Semesta, marilah kita beragama dengan SADAR. Itu sebabnya, agar kita SADAR maka kita harus paham DASARnya. Kita harus paham ilmunya. Jangan sampai kita beragama tanpa ilmu. Janganlah kita beragama hanya lantaran takut masuk neraka dan ingin masuk surga, sehingga kita melupakan Allah yang telah menciptakan surga dan neraka itu. Ya, marilah kita beragama dengan penuh kesadaran, sehingga kebahagiaan itu begitu melekat bersama jiwa.

Untuk itu, mari pahami Tingkat Organisasi Kesadaran berikut. Sudah sejauh manakah kesadaran kita dalam beragama. Jangan sampai kita yang beragama, khususnya Islam, kualitas beragamanya jauh lebih rendah dari rekan-rekan kita dari agama lain, atau dari mereka-mereka yang tidak memiliki agama, tapi memilki kesadaran yang tinggi dalam upaya mereka mengenal Tuhannya. Sehingga mereka pun bisa berkata “Agama Anda hanya menjauhkan Anda dari Allah, ikutilah cara kami, yang tanpa perlu cara agamis, tapi kami berhasil mengenal tuhan kami.... “ na’udzubillahi summa na’udzubillah...

Agar lebih jelas, lihat foto yang saya upload di catatan ini. Bagan itu menjelaskan secara singkat bahwa ternyata sesungguhnya jika kita terus bergerak dan mencari, baik bergerak ke atas (alam semesta) atau bergerak ke bawah (alam jiwa), maka sesungguhnya kita pasti akan menemukan yang Maha Sejati, yaitu ALLAH SWT.

Allah itu Maha Meliputi, Dia ESA tapi ia ADA dimana-mana. Dia “bersamayam” di ‘Arsy, tapi ia meliputi seluruh alam semesta. Dia berbeda dengan ciptaan-ciptaanNya. Bagan di atas menjelaskan bahwa segala sesuatunya adalah dalam genggamanNya. Itu sebabnya kita tidak boleh berhenti dalam beragama, kita harus terus mencari dan mengenalnya, tanpa mengenal lelah. Bukankah kita selalu bedo’a “Ihdinash Shiroothol Mustaqiim” yang berarti “(Ya Allah) tunjukilah kami jalan yang lurus”. Artinya, selama kita masih hidup, kita belum bisa MEMASTIKAN diri bahwa kita sudah BERHASIL berada di JALAN YANG LURUS. Buktinya kita masih terus meminta kepadaNya untuk ditunjuki ke jalan yang lurus. Itu sebabnya kita harus terus mencari jalan yang lurus, yang selaras dengan kebahagiaan sejati yang sudah hadir di dalam hati ini. Ya itulah kebahagiaan sejati, yakni ketika Anda dibimbing olehNya menuju jalan yang lurus.

Tapi, sahabat semesta, tidak sedikit orang yang beragama lalu berhenti di Tingkat Organisasi Kesadaran yang bernama “Komunitas, Klub, atau Organisasi Keagamaan”. Mereka hanya puas bersama kelompok mereka. Mereka yakin sudah berada di jalan yang benar, sebab mereka menganggap sudah sukses berada di kelompok yang satu-satunya dari tujuhpuluhtiga kelompok lainnya. Waw, masya Allah.

Sahabat semesta, kita hidup beragama Islam ini bukanlah untuk mencari mana kelompok terbaik, tapi kita beragama ini adalah untuk mencari Allah, menemukan Allah, mengenal Allah, mengenali dan memahami serba sunnatullahNya. Carilah Allah ke dalam alam jiwa atau ke seluruh alam semesta, dan jika Anda sungguh mencariNya, maka Anda akan paham bahwa Allah tidak pernah menzalimi hamba-hambaNya.

sudah siapkah untuk membuka kesadaran, hingga kita mampu membenarkan kitab Al-Qur'an yang tidak sekedar mengutip ayat-ayatnya?

Smoga jalan Menuju Kejernihan HATI kita terbuka. Salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar