ANANI ( Ananiyyah = kesan, penonjolan diri, pengakuan atau hubungan semua masalah (kebaikan) kepada satu pribadi). sikap mementingkan diri sendiri.
Di dalam ilmu jiwa anani di kenal dengan istilah egoistis, yaitu mementingkn diri sendiri. dengan jiwa seperti ini ia berusaha memelihara kelangsungan hidupnya dan pertumbuhan dirinya dengan kecenderungan mengingkari keberadaan orang lain. Anani termasuk salah satu sikap budi pekerti yang buruk. menurut Al-ghazali, anani itu terjadi antara lain karena kecantikan, kekayaan, kedudukan yg tinggi, kepandaian, dan jasa yg pernah di berikannya. orang yg terkena sikap ini sebenernya karena ia kurang menyadari bahwa segala sesuatu yg di milikinya itu berasal dari Tuhan. Mereka jg kurang menyadari bahwa semua yg di milikinya itu brsifat sementara dan kelak akan sirna. Ia jg menambahkan bahwa sikap Anani itu pd hakekatnya sebagai bukti dari kurangnya wawasan dan kesadaran seseorang terhadap suatu yang di milikinya. kekurangan tersebut kemudian di tutup-tutupinya dengan cara sikap egoistis
Dikatakan oleh para ulama jika lautan di jadikn tinta, pepohonan di jadikan pena, dedaunan di jadikn kertas, seluruh jin dan manusia menulis hakekat Lailaha illallah maka lautan akan kering, pepohonan patah semua, dedaunan akan habis dan jin dan manusia mati semua, sedangkan hakekat Laa ilahaillallah masih panjang dan tidak ada habisnya, walaupun dengan lautan yg berlipat-lipat lagi.
Di dalm kitab Al-mustathrof min kulli fan al-mutadzorrof halaman 315 dengan redaksi yg hampir sama jika lautan di jadikan tinta, pepohonan di jadikan pena dan jin serta manusia menulis sifat dalam rosullah, maka lautan akan habis, jin dan manusia mati semua, sedang hakekat muhammadur Rosullah masih banyak, begitu juga kata Maulana Sa'ad, " Berkah satu sunah Rosullah walau itu sunah masuk WC melebihi seluruh berkah masyaikh dan 'auliya seluruh dunia" Yang lain berkata, "Kekuatan sunnah Rosullah melebihi kekuatan malaikat".
●—●—●—●—♥—●—●—●—●
(Al Qur'an Surat An Nisa : 59) "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rosul dan taatilah pemimpin (penguasa) diantara kalian, apabila kalian berselisih pendapat tentang segala sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al Qur'an) dan Ar Rosul (As Sunnah)"
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: “Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai keduanya mendatangiku di haudh (Sebuah telaga di surga).” (HR. Imam Malik secara mursal (Tidak menyebutkan perawi sahabat dalam sanad) Al-Hakim secara musnad (Sanadnya bersambung dan sampai kepada Rasulullah ) – dan ia menshahihkannya-) Imam Malik dalam al-Muwaththa’ dan Al-HakimAl Hakim dalam al-Mustadrak )
"Al-'irbadh bin syariah rodiyallahu'anhu berkata "suatu hari setelah sholat subuh, rosulullah shollalahu 'alaihi wassalam menasehati dengan satu nasehat yang begitu mendalam, hingga air mata kamipun mngalir dan hati-hati kamipun bergetar, kemudian berkatalah seseorang: "sungguh ini adalah nasehat orang yang mau berpisah, lalu apa yang akan engkau pesankan kepada kami wahai rosulullah shollalahu 'alaihi wassalam? " beliaupun bersabda "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertaqwa kepada Allah subhanahu wata'ala, untuk mendengar dan taat kepada pemimpin, walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyi (ethopia), karena sesungguhnya siapa diantara kalian yang nantinya masih hidup, dia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafa rasyidin (para sahabat) yang terbimbing dan mendapat petunjuk, gigitlah sunnah itu dengan gigi geraham kalian (pegang erat-erat jangan sampai lepas), dan berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara baru yang diada-adakan dalam agama ini (bid'ah), karena setiap bid'ah adalah kesesatan." (HR. At - Tirmidzi dan yang selainnya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar