Assalamu alaikum wr wb.
Bismillahirrohmanirrohim.
Ketika musibah itu menghampiri diri kita, maka katakanlah kepada jiwa kita:
heee jiwa....., Alloh lebih mengetahui apa yang berhak kau dapat. Kalau engkau tidak menerima dengan baik ketentuan dan takdir yang dipilih oleh Alloh untukmu, aku takkan peduli dengan keinginan dan hasratmu.
heee jiwa..., Musibah yang menimpaku ini menyimpan berbagai hikmah, kadang berupa sebuah tebusan atas kesalahan yang pernah engkau perbuat, yang mestinya dibalas dengan azab yang lebih besar.
hee jiwa..., Kadang ujian itu untuk mengangkat derajatmu sehingga lebih dekat kepadaNya, perlindungan agar kau terhindar dari dosa, alat untuk memalingkan dari kelalaian.
heee jiwa..., Kadang boleh jadi sebagai hukuman akhirat yang disegerakan agar engkau tak lagi dihisab disana. Jadi, semua mengandung kebaikan.
Orang bijak tentu menyikapi musibah dengan indah. Ia akan berkata, “Ini adalah kehendakNya pasti lebih mulia daripada kehendakku serta lebih agung dalam hatiku daripada jiwa dan segenap anggota tubuhku.”
Salam kangen ajj :))
Ainul Arya Djumatil Qub'rho, Uwonng Edyan, Ibnu Ahmad dan 8 lainnyamenyukai ini.
Jangan katakan...
Wahai Allah, masalahku sangat besar... hikz
tapi katakan...
Wahai masalah, Allah itu Maha Besar !
Pertama:
Adanya perubahan, perpindahan, dan pergantian keadaan.
Alloh menakdirkan dua hal berlawanan. Apabila sesuatu telah sampai pada batasnya, ia akan berubah menjadi kebalikannya. Apabila malam sudah mengambil bagiannya dan telah menghabiskan perjalanannya. Ini aturan baku dan tidak bisa diubah sampai kapan pun. Apabila siang sudah menghabiskan waktunya yang telah ditentukan, ia akan digantikan malam. Siang dan malam mempunyai waktu dan batasan masing-masing.
Kedua:
Dari kenyataan tersebut diatas, kita dapat mengambil hikmah bahwa kesempitan di dunia tidak ada yang abadi. Cepat atau lambat ia pasti berlalu dan digantikan kelapangan. Kesulitan pasti digantikan kemudahan. Sebab jika tidak, hal itu akan mengurangi nilai kekuasaan Yang Mahakuasa, bertentangan dengan aturan yang telah ditetapkan oleh Yang Mahakuasa, dan berlawanan dengan kehendak Yang Maha Mengetahui. Tidak mungkin ada sesuatu yang bertentangan dengan aturan yang telah ditetapkanNya atau berlawanan dengan kehendakNya. Tidak akan ada perubahan dan penyimpangan pada ketetapan Alloh.
Ketiga:
Semua kesulitan pada mulanya besar, kemudian akan mengecil. Kepanikan yang ditimbulkan tidak akan berlangsung lama, benturan dan tekanan yang dimunculkan terjadi pada awalnya saja. Lalu mengerut, mengecil dan akhirnya menghilang. Seperti luka ia menebarkan rasa nyeri pada awalnya, secara pelan tapi pasti rasa nyeri itu berkurang, kemudian hilang sama sekali dan akhirnya sembuh.
Laa Maujuuda Bihaqqi Illaa Hu... Masalah G masalah Pada Haqiqat nya Satu... Maka Kmblikan Sgla Nya Kpd Yg Mahaa Satu...
Syekh Ibnu Atho'illah dalam kitabnya mengatakan:
"Diantara tanda-tanda orang yang bersandar pada amalnya, ia adalah berkurangnya Roja’ (pengharapan terhadap rohmatnya Alloh) pada saat terjadinya Zalal (keterpurukan, kejatuhan, tergelincir, futur)"
__TAMAT__
La af,al ilallah,la hayun ilallah,la maujud ilallah..aku adlh kamu n kamu adlh nyataku.
Sungguh setiap manusia harus berjuang melalui sekian banyak penghalang (hijab) dalam dirinya untuk semakin mendekat kepada Alloh.
Maka sebenarnya adalah suatu keniscayaan bila kita jatuh bangun dan kerap tergelincir dalam menghadapi sekian banyak tantangan dalam diri kita yang berupa amarah, takut, malas, prasangka buruk, cemburu, sombong, pamrih, minder, gelisah, syahwat, boros, kikir pokonya DLL.
Menghadapi hal itu semua, Syaikh Ibn ‘Atho’illah berpesan agar dalam situasi apapun, jangan sampai pengharapan kita pada Alloh Ta’ala (roja’) menjadi lemah.
Salah satu penyebabnya adalah karena kita terlampau cenderung mengandalkan amaliyah kita dan daya upaya kita dibandingkan dengan kuasa dan karunia Alloh. Atau secara tidak sadar menjadikan segala sesuatu selain Dia menjadi sasaran harapan kita.
Dn Selalu Mngedepan kan Apa Apa Selain Dari pada Nya... Dan tiadalah Aku mlihat Sesuatu Melainkan Allah Ada Di dalam Ny
Bgtlah sejatinya manusia.jd eling n waspada.ingetlah manusia adlh makhluk paling sempurna.krn manusia adlh nyataku.sifat bagi zat
Dn Tiadalah Kesempurna'an yg Paling Sempurna Melainkan Kesempurnaan Ku ada Dalam Diri Mu...
Keenam:
Tanpa ada musibah kita tidak akan mengetahui nilai sebuah nikmat, ketenangan, dan kesehatan. Ketika tertimpa musibah akan merasakan betapa bernilainya dan betapa indahnya sebuah nikmat.
Seandainya kita tidak pernah tertimpa musibah, kita tidak akan merasakan lezatnya nikmat. Kita akan merasa bosan. Semua nikmat yang kita dapatkan terasa hambar.
Namun, begitu kita dicoba dengan sebuah musibah, kita akan menyadari serta mengingat hari-hari yang menyenangkan dan saat-saat yang menggembirakan.
Ketujuh:
Jika seseorang tidak pernah merasakan pahitnya sebuah penderitaan, kita akan merasakan hidup ini gelisah dan bingung, lantaran ia hanya menjalani satu kondisi yang membosankan. karena berlama-lama dalam satu keadaan pasti akan memberatkan.
Pergantian dari satu keadaan ke keadaan lainnya melahirkan satu kenikmatan, kegembiraan dan kesenangan tersendiri. Itu hanya bisa dirasakan orang-orang yang tertimpa musibah.
Orang bijak berkata :
Berbagai kesulitan yang membuat kamu sengsara, Sejatine menyadarkan kamu tentang arti sebuah kenikmatan.
Kedelapan:
Orang sehat tidak akan mengetahui arti sebuah KESEHATAN sebelum merasakan sakit. Orang bebas tidak akan menghargai nilai kebebasan sebelum dipenjara. Orang kenyang tidak akan merasakan lezatnya makanan sebelum merasa lapar. Dan orang yang tidak haus tidak akan mengetahui betapa berharganya air sebelum merasa dahaga.
Kesembilan:
ketahuilah !!.. di balik setiap ujian yang menimpa kita pasti ada hikmah dan rahasia kebaikan yang hanya diketahui oleh Alloh. kita tidak diwajibkan mencari tahu rahasia tersebut. itu urusan Alloh yang maha mengetahui lagi maha penyayang. kewajiban kita adalah menerima dan menyerahkan segalanya kepada Alloh.
karena apa yang dianggap baik oleh kita belum tentu baik, dan apa yang dianggap buruk oleh kita belum tentu buruk.
Kesepuluh:
apabila musibah telah mencapai puncaknya, giliran kemudahan dan kelapangan pasti datang jua. Itulah aturan yang telah Alloh tetapkan untuk alam dan tidak akan pernah berubah.
Ketika seorang yang tertimpa musibah merasa penderitaannya sudah memuncak, ia pasti akan sadar oleh kenyataan bahwa penderitaannya hilang dengan tiba-tiba, mengapa ?. Sebab, Alloh sama sekali tidak menurunkan ujian untuk selamanya dan tidak menurunkan nikmat selamanya. Segala sesuatu pasti mengalami perubahan dan kemusnahan, kecuali dzat alloh sendiri.
Orang yang yang berpikir ia akan tahu bahwa sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan akan kembali menjadi kekurangan dan akan berakhir dengan kesudahan.
Jd lah kalifah dimuka bumi ni.krn setiap manusia membw takdirnya masing2.do eling.becik ketitik.olo mesti ketoro..waspadalah.
Dgn mengkaji diri.n membuka alquran yg tersirat..yg bertuliskn tinta merah.yg tdk bisa dibuat atau ditiru..al qur,an yg hdp.
Kesebelas:
Jika kita renungi dengan mendalam kita akan dapati bahwa perlawanan dan pertentangan, susah dan senang, kaya dan miskin, semua itu diwujudkan oleh HATI kita. Hati-lah yang membuat tafsiran2 serta penilaian. Hati yang mengalami kemanisan dan kepahitan.
Pemberian dikenali kerana ada penolakan, begitu juga sebaliknya. Dua perkara yang bertentangan masing-masing memperkenalkan yang berlawanan dengannya. Kedua-duanya pula memperkenalkan faktor yang mengwujudkan dua perkara tersebut. Pemberian dan penolakan memperkenalkan yang menguasai kedua-duanya.
Kedua belas:
Hamba yang mengenali pemberian Alloh ia akan mengenali penolakanNya. Hamba yang mengenali penolakanNya akan mengenali pemberianNya. Kepedihan pada penolakan membuat si hamba tahu bersyukur pada pemberianNya, mengenal kebaikan dan kemurahanNya. Kesenangan pada pemberianNya membuat si hamba mengenali kekuasaanNya pada penolakanNya. Pengenalan kepada kedua-duanya membuat si hamba mengenal Tuhan yang menguasai kedua-duanya itu. Si hamba tidak menjadi keliru tatkala menerima pemberian atau penolakan dari Tuhan yang satu. Walau dari pintu mana pun sesuatu itu datang kepadanya, dia tetap menerimanya dari Tuhannya, dan yang datang itu menceritakan sesuatu tentang Tuhan.
Ketiga belas:
Pemberian membuat si hamba mengenali kemurahan dan kebaikan alloh. Penolakan membuat si hamba mengenali kekerasan dan keperkasaan alloh. Bila Dia dikenali secara positif dan negatif barulah wujud pengenalan yang sejati akan muncul dengan sendirinya. Perkara yang positif tidak lagi menutup yang negatif dan begitu juga sebaliknya. Jadi, bila hikmah penolakan Alloh difahami maka penolakan itu tidak akan membuat hati merasa sengsara, sebaliknya akan wujudlah perasaan bahwa Alloh melihatnya, menguruskan kehidupannya, memberi nasihat agar si hamba selamat dalam perjalanannya.
__"Tidakkah Allah yang menciptakan sekalian makhluk itu mengetahui (segala-galanya)? Sedangkan Ia Maha Halus urusan Tadbiran-Nya, lagi Maha Mendalam Pengetahuan-Nya! (Ayat 14 : Surah al-Mulk )"
Oooo... saking halusnya hingga tak terasa betapa besarnya hikmah dibalik semua penolakkanNya.
Dalam kitabnya yg terkenal Syarhul Hikam, beliau syekh Ibnu Atho'illah sangat halus menyindir kita:
__"SESUNGGUHNYA TERASA PEDIH PENOLAKAN ALLOH, ADALAH KERANA KAMU TIDAK MENGERTI TENTANG ALLOH DALAM PENOLAKAN TERSEBUT"__
__"TAMAT BENERAN"__ jgn ditanya lgi hehe..
◄◄●════════◄●►════════●►►
Tidak ada komentar:
Posting Komentar